Empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta berhasil membuat kamus digital fisika yang praktis dan mudah dipahami siswa sekolah menengah pertama.
"Keempat mahasiswa itu adalah Elisabeth Pratidhina Founda Noviani, Ruth Evrilia Oka Mahastri, Atut Reni Septiana, dan Lourensius Dwi Ardi Ranedyo," kata Humas Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Witono di Yogyakarta, Senin (20/6).
Menurut dia, karya mereka itu berhasil meraih dana Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2011 dalam bidang teknologi.
Elisabeth mengatakan pelajaran fisika mulai dikenalkan saat siswa menginjak jenjang sekolah menengah pertama (SMP), meskipun di sekolah dasar para siswa juga sudah dikenalkan dengan prinsip-prinsip fisika pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Namun, banyak siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran fisika, karena umumnya mereka menganggap fisika itu sulit dan membosankan.
Salah satu penyebabnya adalah mereka sudah dihadapkan dengan berbagai istilah fisika yang kurang dapat mereka pahami.
"Melihat fenomena itu kami berinisiatif membuat kamus fisika yang praktis dan mudah dipahami siswa SMP yang disebut kamus digital fisika," katanya.
Menurut dia, gagasan membuat kamus itu adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Saat ini di setiap sekolah sudah ada mata pelajaran TIK, sehingga program tersebut akan semakin menunjang perkembangan TIK.
Selain itu, hal yang "berbau" TIK ternyata lebih menarik bagi siswa SMP. Mereka lebih menyukai penjelasan yang disertai dengan gambar atau animasi yang menarik.
"Oleh karena itu, kami membuat sebuah program kamus fisika yang disertai dengan gambar atau animasi agar siswa lebih tertarik pada fisika," katanya.
Ia mengatakan perangkat lunak yang digunakan untuk membuat aplikasi kamus itu adalah microsoft visual basic (MVB) dan didukung oleh beberapa aplikasi lain seperti microsoft acces, corel draw, dan adobe flash.
"Kami telah mengujikan kamus tersebut di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Klaten, Jawa Tengah. Siswa cukup tertarik dan mengapresiasi dengan baik adanya kamus digital itu," katanya. (mediaindonesia.com)
"Keempat mahasiswa itu adalah Elisabeth Pratidhina Founda Noviani, Ruth Evrilia Oka Mahastri, Atut Reni Septiana, dan Lourensius Dwi Ardi Ranedyo," kata Humas Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Witono di Yogyakarta, Senin (20/6).
Menurut dia, karya mereka itu berhasil meraih dana Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2011 dalam bidang teknologi.
Elisabeth mengatakan pelajaran fisika mulai dikenalkan saat siswa menginjak jenjang sekolah menengah pertama (SMP), meskipun di sekolah dasar para siswa juga sudah dikenalkan dengan prinsip-prinsip fisika pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Namun, banyak siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran fisika, karena umumnya mereka menganggap fisika itu sulit dan membosankan.
Salah satu penyebabnya adalah mereka sudah dihadapkan dengan berbagai istilah fisika yang kurang dapat mereka pahami.
"Melihat fenomena itu kami berinisiatif membuat kamus fisika yang praktis dan mudah dipahami siswa SMP yang disebut kamus digital fisika," katanya.
Menurut dia, gagasan membuat kamus itu adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Saat ini di setiap sekolah sudah ada mata pelajaran TIK, sehingga program tersebut akan semakin menunjang perkembangan TIK.
Selain itu, hal yang "berbau" TIK ternyata lebih menarik bagi siswa SMP. Mereka lebih menyukai penjelasan yang disertai dengan gambar atau animasi yang menarik.
"Oleh karena itu, kami membuat sebuah program kamus fisika yang disertai dengan gambar atau animasi agar siswa lebih tertarik pada fisika," katanya.
Ia mengatakan perangkat lunak yang digunakan untuk membuat aplikasi kamus itu adalah microsoft visual basic (MVB) dan didukung oleh beberapa aplikasi lain seperti microsoft acces, corel draw, dan adobe flash.
"Kami telah mengujikan kamus tersebut di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Klaten, Jawa Tengah. Siswa cukup tertarik dan mengapresiasi dengan baik adanya kamus digital itu," katanya. (mediaindonesia.com)
0 komentar:
Posting Komentar