Pages

Tampilkan postingan dengan label Potret Negeri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Potret Negeri. Tampilkan semua postingan

11 Jun 2011

Macetnya Jakarta!



Hampir setiap hari, penduduk Jakarata  terkena macet. Padahal, macet membuat kehilangan banyak waktu. Macet juga membuat stress.
Kalau diperhatikan, banyak penyebab kemacetan di Jakarta. Di antaranya, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta yang banyak sekali. Sayangnya, peningkatan jumlah kendaraan tidak seimbang dengan peningkatan jumlah jalan raya. Tentu saja, lama kelamaan, jalan di Jakarta tak sanggup lagi menampung kendaraan yang terus bertambah tiap tahunnya
Dari data kepolisian menunjukkan, pada tahun 2010 jumlah kendaraan di Jakarta mencapai 11.362.396 unit kendaraan!. Bayangkan kalau seluruh kendaraan berlalu lalang di jalan dalam waktu bersamaan. Hem betapa macetnya.
Lalu, kenapa penduduk Jakarta banyak terdapat kendaraan umum. Ada  Jabotabek, bus kota, metro mini, atau angkot. Namun sayang, kendaraan-kendaraan itu penuh sesak dan tidak nyaman. Selain itu juga rawan kejahatan, seperti copet.
Untunglah, saat ini ada bus Trans Jakarta. Bus itu nyaman karena ber-AC dan memiliki jalur khusus sehingga penumpang bias sampai lebih cepat di tujuan. Tetapi, jumlah bus Trans Jakarta tidak seberapa di bandingkan penduduk Jakarta yang sangat banyak.
Kemacetan makin di perparah dengan ketidak displinan sebagian besar masyarakat Jakarta. Banyak motor yang naik ke trotoar. Banyak angkutan kota yang berhenti sembarangan saat mengangkut dan menurunkan penumpang. Banyak pedagang asongan dan kaki lima yang berjualan di trotoar dan jalanan. Selain itu masih banyak lagi pelanggaran-pelanmggaran lainnnya. Semua itu membuat lalu lintas tersendat dan terhambat.
Tidak hanya itu. Jalanan di Jakarta juga banyak yang rusak. Ini membuat kendaraan melambat lajunya. Terutamadi musim hujan. Jalanan yang tergenang banjir dan berlubang bias membuat macet jadi semakin panjang.
Banyak ahli memperkirakan, beberapa tahun lagi Jakarta akan lumpuh atau macet total. Bahkan, beberapa ahli menyarankan agar ibukota Indonesia di pindahkan dari Jakarta.
Kita berharap, kemcetan di Jakarta bias segera di atasi. Tentu saja, kita harus memulainya dari diri kita sendiri. Kita membiasakan hidup disiplin dan tertib pada peraturan. Akhir-akhir ini banyak juga yang sudah menggunakan sepeda. Selain menyehatkan, naik sepeda juga bias mengurangi polusi udara dan kemacetan jalan raya.

Bagaimana dengan anda? Ada ide untuk mengurangi kemacetan Jakarta?

Seribu Bagan di Pulau Kabung



Pulau Kabung adalah sebuah pulaau kecil di perairan Kalimantan Barat. Pulau ini di kenal sebagai ‘’Pulau Seribu Bagan” yang menghasilkan beron-ton ikan teri.

Teluk Suak 
Untuk  ke Pulau Kabung, kita bias naik perahu dari Teluk Suak. Teluk Suak terletak sekitar 70 kilometer dari Pontianak kea rah Singkawang. Hanya 2 perahu yang melayani penduduk Pulau Kabung. Setiap perahu hanya berlayar satu kali dalam sehari . Pagi, berangkat jam 06.00 dari dermaga Pulau Kabung ke Teluk Suak. Siang, berangkat jam 12.00 dari Teluk  Suak ke Pulau Kabung.

Seribu Bagan
        Pulau Kabung terletak di Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang. Pulau ini mendapat julukan ‘’Pulau Seribu Bagan” karena jumlah bagan di sini banyak sekali. Bagan adalah bangunan berupa tiang-tiang, tempat nelayan mencari ikan dengan jarring yang bias di angkat . Bagan-bagan ini di dirikan di atas karang. Tiang bagan di buat dari kayu nibung (sejenis lontar) dengan tinggi 18 meter lebih. Di atas bagan, ada pondok mungil beratap daun nipah. Bila terkena ombak, tiang-tiang bagan  akan bergoyang-goyang.

Di atas bagan, kita bias mencoba menurunkan jarring ke dalam laut. Sambil menunggu ikan berkumpulan di dalam jarring, kita bias ,elihat ikan-ikan berenang-renang  di terumbu karang.. Bila  di bawah bagan aa anemone, kemungkinan kita dapat menemukan si ’’nemo” sedang bermain-main di sini. Soalnya, si nemo ikan badut ini selalu berteman dengan anemone.
          Di atas bagan, kita juga bias menikmati pemandangan indah pulau-pulau tetangga Pulau Kabung, seperti Pulau Lemukutan, Pulau Randayan, dan Pulau Tempurung. Di sore hari, kita bias menyaksikan Matahari tenggelam di Laut Cina Selatan.

Kampung Sunyi
          Pada malam hari, semua rumah di Pulau Kabung gelap gulita. Satu-satunya cahaya listrik  hanya ada di Masjid. Sumber listrik berasal dari tenaga listrik kincir angin. Sebuah kabel di salurkan untuk men-charge-Hp ramai-ramai.
          Pada hari-hari biasa, Pulau Kabung tampak sangaat sepi. Namun, pada saat musim teri atau  saat musim panen cengkeh tiba, pulau ini akan rama. Banyak penduduk pulang kampong untuk mengurus bagan dan kebun cengkehnya.
          Saat musim teri dan musim cengkeh usai Pulau Kabung kembali sepi. Seperti kampong yang sedang berkabung!