Gila, Ada Buku Tata Cara Bunuh Diri di Jepang – Bunuh diri adalah tindakan yang paling dibenci oleh Tuhan, namun tindakan tersebut masih terus terjadi di berbagai penjuru dunia. Negara yang memiliki kasus bunuh diri tertinggi hingga saat ini adalah Jepang. Lebih dari 30.000 penduduknya bunuh diri selama delapan tahun berturut-turut. Di Jepang, cara mengakhiri hidup dengan niat dan tindakan sendiri dikenal dengan sebutan Harakiri. Harakiri sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala yang kerap dilakukan para ksatria Jepang. Yang lebih gilanya lagi, bagi orang yang ingin mengakhiri hidupnya telah disediakan buku panduan atau tata cara untuk bunuh diri.
Buku tersebut ditulis oleh Wataru Tsurumi dengan memanfaatkan kondisi dan pengalaman yang ada. Banyaknya, kasus bunuh diri membuat Wataru menggerakkan tangannya untuk menulis buku tentang bunuh diri. Entah apa maksudnya, namun yang jelas buku tersebut membuat seluruh warga Jepang menjadi heboh penuh tanya. Dalam bukunya tersebut, Wataru menulis cara-cara untuk bunuh diri dengan disertai beberapa gambar ilustrasi.
Mulai dari menggunakan obat, memotong urat nadi hingga menggunakan gas karbon monoksida. Menurut Wataru, bunuh diri bukanlah hal yang salah karena menunjukkan kebebasan individu tanpa paksaan pihak lain. Apalagi, sejak dahulu kala Jepang sudah mengenal bunuh diri untuk menjaga kehormatan. Dalam menghadapi tingginya angka bunuh diri, Tsurumi punya cara pandang berbeda. “Orang-orang selalu mempertanyakan mengapa mereka bunuh diri? tidak akan ada jawaban untuk ini. Sekarang mengapa kita tidak bertanya kenapa kita tidak boleh membunuh diri kita sendiri? Kenapa kita harus tetap hidup?,” katanya.
Menurut Tsurumi, bunuh diri lebih banyak disebabkan kehidupan yang membosankan. Pekerjaan dan masalah yang sama yang dihadapi tiap hari. “Tantangan terbesar dalam hidup adalah bagaimana tetap hidup setiap hari tanpa merasa hampa,” ujarnya seraya tersenyum sinis. “Masyarakat negara ini selalu berfikir negatif jika harus masuk kedalam kelas sosial yang lebih rendah atau dianggap tidak bekerka keras.”
Meski mendukung bunuh diri, Tsurumi menentang bunuh diri berkelompok yang marak di Jepang. Sekelompok orang yang bertemu di internet membuat janji untuk bunuh diri bersama. “Kamu harus membuat keputusan sendiri untuk hidupmu,” tegasnya. Karena itu, saat ada yang memintanya nasehat, Tsurumi hanya menjawab singkat. “Pikir sendiri,” katanya.
Pria berambut gondrong itu menegaskan, sebenarnya dia ingin pembaca bukunya tetap hidup. Karena dia ingin pembaca menjadikan bukunya sebagai jalan terakhir bagi orang yang hidupnya tertekan. Seperti yang ditulis dalam halaman depan bukunya. “Teman saya pengangguran, tapi selalu hidup dengan senang. Meski demikian, dia selalu membawa kapsul obat yang mematikan, namanya Angel Dust. Dia bilang akan mengkonsumsi obat itu kalau tidak kuat dengan tekanan dalam hidup.”
Buku ini jelas bukan bacaan yang direkomendasikan untuk umum. Semoga juga tidak beredar di Indonesia. Isi buku ini benar-benar bisa mengajarkan orang untuk mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidup. Pandangan yang picik tentang kehidupan. Bukankah ada kehidupan yang kekal setelah kematian jasmani kita? Jadi jalan pintas untuk mengakhiri hidup lewat cara bunuh diri justru akan membawa manusia tersebut ke dalam penderitaan yang tak berkesudahan.
0 komentar:
Posting Komentar