Kedua istilah di atas sering kali membuat saya bingung, sering mendengar tapi tidak tahu pasti apa artinya, apa penyebabnya, bagaimana kondisi pasien yang mengalaminya, dan apa komplikasinya. Oleh karena itu melalui tulisan ini saya mencoba merangkumnya dan mudah-mudahan saya dan pembaca mendapat manfaat dari tulisan ini.
Asidosis
Asidosis adalah peningkatan sistemik konsentrasi ion hidrogen. Konsentrasi ion hidrogen dapat meningkat karena kegagalan paru mengeluarkan karbondioksida, atau apabila terjadi produksi asam-asam yang mudah dan tidak mudah menguap secara berlebihan. Asidosis juga dapat timbul apabila terjadi pengeluaran basa bikarbonat karena diare persisten atau ginjal gagal menyerap kembali bikarbonat atau mensekresi ion hidrogen (Corwin, 2009).
Alkalosis
Alkalosis adalah penurunan sistemik konsentrasi ion hidrogen. Konsentrasi ion hidrogen dapat turun akibat pengeluaran karbondioksida yang berlebihan melalui hiperventilasi, keluarnya asam-asam yang tidak mudah menguap melalui muntah, atau asupan basa yang berlebihan (Corwin, 2009).
Jadi kedua hal di atas merupakan hal yang bertentangan, yaitu asam dan basa. Asam dan basa ini diatur oleh paru dan ginjal. Mereka (paru dan ginjal) bekerja bersama untuk mempertahankan pH plasma dalam rentang 7,35 sampai 7,45. Apabila timbul asidosis atau alkalosis karena penyakit paru, maka ginjal berespon dengan mengubah penanganan terhadap ion hidrogen dan basa bikarbonat agar pH kembali normal. Kerja ginjal yang ditujukan untuk melawan asidosis atau alkalosis karena penyakit paru disebut kompensasi ginjal. Kompensasi ginjal mulai memberikan efek sekitar 24 jam setelah perubahan pH karena gangguan respirasi. Walaupun terlambat, kompensasi ginjal sangat kuat. Apabila asidosis atau alkalosis terjadi karena gangguan metabolik atau ginjal, maka sistem pernapasan berespons dengan meningkatkan atau menurunkan kecepatan pernapasan, untuk mengembalikan pH ke normal.kerja respirasi yang ditujukan untuk melawan asidosis atau alkalosis karena gangguan metabolik atau ginjal disebut kompensasi respirasi. Kompensasi respirasi berlangsung segera apabila terjadi perubahan konsentrasi ion hidrogen, karena ion-ion hidrogen merupakan faktor penentu yang mengontrol pusat pernapasan di otak.
Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah penurunan pH arteri yang terjadi akibat gangguan respirasi primer. Paru bertugas untuk mengeliminasi asam mudah menguap dalam bentuk karbondioksida yang merupakan hasil metabolisme. Penyebab Asidosis Respiratorik mencakup semua gangguan paru obstruktif (penyakit paru obstruktif menahun atau asma) serta hipoventilasi apapun sebabnya, termasuk over dosis obat atau obstruksi jalan napas. Kongesti paru yang parah dapat menyebabkan penurunan difusi karbondioksida dari darah ke dalam paru sehingga eliminasinya melalui udara berkurang. Jadi asidosis respiratorik merupakan kelebihan asam (pH menurun) karena tertimbunnya karbondioksida dalam darah akibat tidak efektifnya eliminasi karbondioksida yang terjadi akibat gangguan pernapasan.
Gambaran Klinis
- Gejala-gejala neurologis: nyeri kepala, perubahan perilaku, dan tremor.
- Dapat terjadi depresi pernapasan akibat peningkatan karbondioksida.
Hasil pemeriksaan lab menunjukkan tekanan parsial karbondioksida (Pa CO2) lebih besar dari 45 mmHg (karena peningkatan karbondiokasida adalah penyebab masalahnya). Untuk asidosis respiratorik yang berlangsung lebih dari 24 jam, kadar bikarbonat plasma meningkat (lebih dari 28 miliequivalen per liter) mencerminkan kenyataan bahwa ginjal sedang mengekskresikan banyak ion hidrogen (ingat ion hidrogen=asam) dan menyerap banyak basa (bikarbonat=basa).
Apabila kompensasi ginjal berhasil, maka pH plasma akan rendah, tetapi berada dalam rentang normal. Apabila kompensasi tidak berhasil atau asidosis respiratoriknya lebih akut daripada 24 jam, maka pH plasma akan memperlihatkan konsentrasi ion hidrogen yang tinggi (pH<7,35). pH urine akan menjadi asam karena ginjal mengekskresikan lebih banyak ion hidrogen dalam rangka mengembalikan pH ke nilai normal.
Komplikasi, paralisis dan koma akibat vasodilatasi serebrum sebagai respons terhadap peningkatan konsentrasi karbondioksida jika kadarnya menjadi toksik.
Penatalaksanaan, perbaikan ventilasi penting dilakukan. Mungkin diperlukan ventilasi mekanis.
Refference:
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi; buku saku. Nike Budi (alih bahasa). Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar