Pages

Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

20 Des 2012

Aneka Cara Pria Menyembunyikan Statusnya

Para pria yang menikah mengakunya sih single dan available. Ada saja cara untuk menyembunyikan status mereka. Kami ungkap 10 di antaranya.

1. LEPAS CINCIN

“Dulu saya pernah punya kekasih gelap, dan dia tidak pernah curiga soal status saya. Suatu kali ia pernah bertanya dan saya jawab, kamu lihat enggak jari tangan saya, enggak ada cincin kawin kan? Ha-ha-ha..saya enggak bohong lho, saya kan tidak bilang iya atau tidak.” Kemal (32), marketing.

2. TIDAK TANYA STATUS

“Laki-laki yang telah menikah biasanya tidak akan bertanya soal status perempuan yang dia dekati. Pasalnya, kalau dia bertanya kamu sudah menikah atau belum, si perempuan pasti akan balik bertanya. Dari pada senjata makan tuan, mendingan tidak memancing pertanyaan itu.” Rommy (33), analis kredit.

3. “FORBIDDEN HOME”

Laki-laki yang tidak ingin status pernikahannya diketahui tidak akan pernah mau mengajak perempuan lain ke rumahnya. Bagi dia, rumah adalah daerah steril yang tidak boleh Anda datangi.

4. ALIHKAN PEMBICARAAN

“Setiap kali si dia bertanya soal status, saya selalu mengalihkan pembicaraan ke topik lain. Dan untungnya, selama ini selalu ketemu tuh topiknya.” Restu (35), editor.

5. AKSI DIAM

Ia tidak akan pernah terpancing berkomentar apabila pembicaraan Anda menyerempet soal keluarga dan pernikahan. Ini dilakukan agar Anda tidak bertambah semangat bercerita yang ujung-ujungnya “menodong” dia dengan pertanyaan sulit.

6. MENGHINDARI MAL

“Mal dan keramaian adalah tempat yang paling saya hindari. Kalau bertemu istri atau temannya istri, bisa berabe urusannya.” Yudhi (30), medical representative.

7. KENCAN DI AKHIR PEKAN

“Biar mereka tidak curiga, terkadang saya menyempatkan waktu berkencan di akhir pekan. Untung pekerjaan saya di lapangan, jadi kalau saya tidak bisa ketemu dia di akhir pekan, saya bisa berdalih sedang kerja.” Denny (27), promosi.

8. DUA NOMOR TELEPON

“Saya mempunyai dua nomor telepon. Kalau sedang bersama gebetan, saya matikan nomor rumah. Jadi dia tidak pernah memergoki saya sedang berbicara di telepon dengan istri.” Dicky (28), staf akunting.

9. MENOLAK BICARA SOAL KELUARGA

“Saya berpesan pada teman-teman untuk jangan membicarakan atau bertanya soal anak istri saya ketika berada di keramaian. Di rumah status saya memang suami, tapi di luar saya single available.” Zaki (34), customer care.

10. MENJAUHKAN ANDA DARI KELUARGANYA

Ia memang mengenalkan Anda pada teman-temannya, tapi dia tidak pernah mengenalkan adik, kakak, atau saudaranya pada Anda. Baginya, teman lebih bisa diajak kompromi daripada keluarga.

http://spirit-zone.blogspot.com/

4 Sep 2012

10 Kepribadian Ganda Orang-Orang Kreatif

Beberapa orang kreatif itu memang juga sekaligus gila, tapi tentu tidak semuanya. Rasanya kita tahu beberapa kisah mengenai tokoh-tokoh kreatif yang sebenarnya baik-baik saja, tapi pada awal karirnya dikira kurang waras atau pada masa kecilnya malah dianggap agak idiot. Hingga kini, bahkan ekspresi kekaguman kita terhadap manusia semacam ini berbentuk gelengan kepala yang menunjukkan sejumput rasa tidak percaya dan tidak mengerti. Apa yang membuat kita sulit sekali untuk memahami mereka?
Menurut Mihaly Csikszentmihalyi, seorang pakar kreativitas yang telah 30 tahun meneliti kehidupan orang-orang kreatif, kesalahpahaman dalam menghadapi mereka sering timbul karena pada dasarnya individu yang kreatif memang memiliki kepribadian yang lebih kompleks dibanding orang lain. Jika kepribadian manusia biasa pada umumnya memiliki kecenderungan ke arah tertentu, maka kepribadian orang kreatif terdiri dari sifat-sifat berlawanan yang terus-menerus ‘bertarung’, tapi di sisi lain juga hidup berdampingan dalam satu tubuh. Apa saja sifat-sifat kontradiktif mereka?

1. Orang-orang kreatif memiliki tingkat energi yang tinggi, tapi mereka juga membutuhkan waktu lama untuk beristirahat. Mereka tahan berkonsentrasi dalam waktu yang lama tanpa merasa jenuh, lapar, atau gatal-gatal karena belum mandi. Tapi begitu sudah selesai, mereka juga bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengisi ulang tenaga mereka; Di mata orang luar, mereka jadi terlihat seperti orang termalas di dunia.

2. Orang-orang kreatif pada umumnya juga cerdas, tapi di sisi lain mereka tidak segan-segan untuk berpikir ala orang goblok dalam memandang persoalan.
3. Orang-orang kreatif adalah orang yang playful, tapi mereka juga penuh disiplin dan ketekunan. Tidak seperti dewasa lainnya yang melihat dunia dengan kacamata super-serius, orang-orang kreatif memandang bidang peminatan mereka seperti taman ria. Mereka melakukan pekerjaannya dengan begitu antusias sehingga terkesan seperti sedang bermain-main, padahal sebenarnya mereka juga bekerja keras mewujudkan ‘mainannya’.
4. Pikiran orang-orang kreatif selalu penuh imajinasi dan fantasi, tapi mereka juga tak lupa untuk tetap kembali ke realitas. Mereka mampu menelurkan ide-ide gila yang belum pernah tercetus oleh 6 milyar manusia lain, tapi yang membuat mereka bukan sekedar pemimpi di siang bolong adalah usaha mereka untuk menjembatani dunia khayalan mereka dengan kenyataan sehingga orang lain bisa ikut mengerti dan menikmatinya.
5. Orang-orang kreatif cenderung bersifat introvert dan ekstrovert. Pada kebanyakan orang lain, biasanya ada satu sifat yang cenderung lebih mendominasi perilakunya sehari-hari, tapi kedua sifat itu tampaknya muncul dalam porsi yang setara pada orang-orang kreatif. Mereka sangat menikmati baik pergaulan dengan orang lain (terutama dengan orang-orang kreatif lain yang sehobi) maupun kesendirian total ketika mengerjakan sesuatu.
6. Orang-orang kreatif biasanya rendah hati, namun juga bangga akan pencapaiannya. Mereka sadar bahwa ide-ide mereka tidak muncul begitu saja, melainkan hasil olahan inspirasi dan pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan dan tokoh-tokoh kreatif yang menjadi panutan mereka. Mereka juga terfokus pada rencana masa depan atau pekerjaan saat ini sehingga prestasi di masa lalu tidak sebegitu berartinya bagi mereka.
7. Orang-orang kreatif adalah androgini; Mereka mendobrak batas-batas yang kaku dari stereotipe gender mereka. Laki-laki yang kreatif biasanya lebih sensitif dan kurang agresif dibanding laki-laki lain yang tidak begitu kreatif, sementara perempuan yang kreatif juga lebih dominan dan ‘keras’ dibanding perempuan pada umumnya.
8. Orang-orang kreatif adalah pemberontak, tapi pada saat yang sama mereka tetap menghargai tradisi lama. Tentu sulit menyematkan nilai kreativitas pada sebuah teori atau karya yang tidak mengandung sesuatu yang baru, tapi orang-orang kreatif tidak ingin membuat sesuatu yang sekedar berbeda dari yang sudah ada; Ada unsur ‘perbaikan’ atau ‘peningkatan’ yang harus dipenuhi, dan itu hanya bisa dilakukan setelah orang-orang kreatif cukup memahami aturan-aturan dasarnya untuk bisa menerabasnya.
9. Orang-orang kreatif sangat bersemangat mendalami pekerjaannya, tapi mereka juga bisa sangat obyektif menilai hasilnya. Tanpa hasrat yang menggebu-gebu, mereka mungkin sudah menyerah sebelum sempat mewujudkan ide kreatif mereka yang sulit dinyatakan, tapi mereka juga tidak dapat menghasilkan sesuatu yang benar-benar hebat tanpa kemampuan untuk mengkritik diri dan karya sendiri habis-habisan.
10. Orang-orang kreatif pada umumnya lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan sensitif pada lingkungan. Sifat ini menyenangkan mereka (karena mendukung proses kreatif), tapi juga membuat mereka sering gelisah -bahkan menderita. Sesuatu yang tidak beres di sekitar mereka, kritik dan cemooh terhadap hasil karya, atau pencapaian yang tidak dihargai sebagaimana mestinya, hal-hal ini mengganggu orang kreatif lebih dari orang biasa. Ketimbang terpaku sejak awal pada satu macam penyelesaian (‘cara yang benar’), mereka memulai pemecahan masalah dengan berpikir divergen: Mengeluarkan sebanyak mungkin dan seberagam mungkin ide yang terpikir, tak peduli betapa bodoh kedengarannya.